Peristiwa positif
Saat masih SD saya suka membantu ibu di rumah mengajar pada tetangga-tetangga yang tidak dapat membaca dan menulis. Ibu-ibu tetangga selalu mengucapkan , " wah mbesok gede meh dadi guru yoo koyo ibune." Saya harap apa yang diucapkan tetangga menjadi kenyataan namun apa daya menjadi guru sepertinya tidak mungkin. Peran ibu yang menginspirasi saya dengan tulus dan tanpa imbalan apapun mengajar ibu-ibu warga kampung untuk bebas 3B (Bebas membaca, bebas menulis, bebas menghitung). Sampai pada pemilihan saya untuk melanjutkan SMA atau SMKK menjadi keputusan yang sangat sulit bagi saya. Saya menginginkan SMKK tapi bapak saya menginginkan SMA. Akhirnya dengan tekad bulat, saya memutuskan untuk melanjutkan SMKK dengan alasan bila di kemudian hari saya punya mental dan keterampilan untuk dapat saya kembangkan sebagai wirausaha dan tidak merepotkan orang tua. Benar saja, saat masih SMKK , saya bersama teman-teman membuat pesanan sendiri hingga mempunyai pendapatan sendiri. Sampai saat memasuki ke jenjang berikutnya pada kelas 12 semester 1, saya dipanggil guru BK mendapat surat pernyataan untuk melanjutkan ke IKIP. Dalam pikiran saya tidak ada pikiran dapat melanjutkan ke bangku kuliah namun dengan izin ibu dan ibu menyetujui akhirnya pada pilihan pertama saya yaitu D2 SD dan pilihan kedua S1 PKK. Namun pengumuman jatuh pada S1 PKK, masih ragu pula untuk undur dari kuliah namun ibu menguatkan saya untuk melanjutkan kuliah sampai selesai. Saya mulai berfikir bagaimana cara meringankan beban ibu. Selain menerima bea siswa dari kampus, saya juga menerima pesanan snack box atau nasi bungkus dari teman-teman kampus yang berkegiatan. Hingga akhirnya saya lulus kuliah.
Peristiwa negatif
Saat saya masih SD ada tetangga kampung saya yang mencap saya adalah anak bodoh karena melihat nilai raport saya. Saya tidak pernah melihat nilai raport anaknya namun yang menjadi pertanyaan saya apa salah saya dan mengapa dia bisa menjuluki saya anak bodoh? Saat itu saya terpukul sekali namun saya tidak boleh membenci dia. Dia selalu minta bantuan saya dengan menyuruh mengambilkan ini dan itu padahal dia punya anak perempuan tapi tidak pernah disuruh-suruh. Perlakuan ini sering terjadi dan dilakukan oleh tetangga saya. Namun peristiwa itu hanya sampai SD saja karena saat SMP dan SMKK saya selalu menghindar bila bertemu dengan tetangga saya itu
Saat saya memasuki kelas 3 SMKK, saya harus merahasiakan bahwa saya sudah diterima di IKIP. Walaupun saya punya teman bermain namun teman saya ingin selalu unggul . Hingga kegembiraan saya tidak dapat terbendung akhirnya saya membuka bahwa saya diterima di IKIPdan benar saja teman saya tidak suka karena dia belum mendapatkan perguruan tinggi untuk kuliah. Inilah yang menjadi peristiwa yang tidak dapat dilupakan.
2. Yang terlibat pada peristiwa positif dan negatif
Yang terlibat pada peristiwa positif saya yaitu ibu saya dan yang terlibat pada peristiwa negatif saya yaitu ibu-ibu tetangga dan teman sepermaian.
3. Dampak emosi pada peristiwa positif dan negatif
Dampak emosi positif yang dirasakan sampai sekarang ini adalah senang dan bahagia dan dampak negatif yang dirasakan adalah sedih dan menyesal.
4. Momen yang terjadi di masa sekolah masih saya rasakan dan masih mempengaruhi diri saya di masa sekarang
Karena setiap momen pada fase-fase tertentu mempunyai memori yang menjadi patokan ingatan untuk mengenangnya baik itu pada dampak positif maupun negatif. Sehingga momen negatif bisa berpengaruh menjadi positif , demikian pula sebaliknya. Hal ini memacu kita untuk dapat merubah kenyataan dari dampak negatif atau sebaliknya. Momen - momen itu tidak dapat dihindari karena kita sudah mengalami dan melewatinya namun saat momen itu terjadi , saat itu pula kita dapat merasakan pada dampak positif maupun negatif.
5. Pelajaran hidup yang diperoleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi terkait sebagai guru adalah sebagai pembelajaran saya di masa lalu tidak saya terapkan pada masa sekarang ini sebagai wujud pembalasan akan masa lalu. Hal itu tidak berlaku dalam prinsip hidup saya. Saya harus dapat mengikuti perkembangan zaman yang ada bila tidak maka akan tergerus dan terkungkung pada kehidupan masa lampau. Walaupun tidak menutup kemungkinan, apa yang dilakukan memerlukan proses yang panjang. Apa yang sudah terjadi dalam hidup ambil hikmah dan manfaatnya dan buang kekurangan dan kekeliruannya. Terlebih pada anak didik kita, apa yang kita alami jangan sampai berdampak negatif pada anak didik kita. Sebagai guru dapat memberi motivasi belajar, semangat hidup dan mensupport dalam segala kegiatan yang dilakukan secara positif. Dalam pembelajaran memberi dinamika kelas yang unik dan asik dan teknik metode pembelajaran yang bervariasi sehingga anak-anak senang dalam belajar dan bermakna bagi anak-anak. Hal ini juga terjadi saat saya belum ke kelas dan anak-anak menjemputnya di ruang guru untuk segera masuk ke kelas karena sudah dinanti anak-anak di kelas. Atau bila saya ada keperluan rapat atau urusan kedinasan dari Kemendikbud saat penulisan Modul Ajar harus izin maka anak-anak besiknya menanyakan saya, mengapa kemarin tidak masuk di kelasnya. Senang rasanya bahwa kehadiran saya selalu dirindukan oleh anak-anak. Hal ini yang selalu saya ingin berikan pada anak-anak agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi anak-anak sehingga mereka layak menerima yang terbaik selama belajarnya. Walaupun yang saya berikan tidak selalu berupa materi pelajaran tapi juga budi pekerti yang baik.
6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang guru dengan menggunakan kata "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran" ?
Guru mempunyai peran yang utama dalam kegiatan belajar dan mengajar pada murid agar dapat memberikan pembelajaran yang bermakna sehingga dengan pembelajaran yang bermakna ini dapat diingat murid sepanjang hayat.
Tugas 2. Nilai dan Peran guru penggerak menurut saya
1. Nilai-nilai yang dapat membantu saya dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya yaitu sejalan dengan pemikiran KHD yang senantiasa belajar disesuaikan dengan zamannya sehingga apa yang diberikan pada murid/ rekan guru/ komunitas belajar dapat sesuai dengan kenyataan fenimena yang ada.
2. Peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru dan komunitas saya yaitu masih sejalan dengan prinsip pemikiran dari KHD yang selalu digaungkan yaitu ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Dari dulu prinsip tersebut selalu digaungkan dan bahkan diterapkan oleh bangsa lain. Harusnya prinsip tersebut senantiasa dilakukan dalam dunia pendidikan. Untuk itu perlu dilakukan penerapan yang baik dalam pembelajaran walaupun hal yang paling memberatkan adalah ing ngarso sung tulodho yaitu yang di depan dapat memberi contoh. Sebagai pemimpin harus dapat memberi contoh. Dan sebagai pemimpin pembelajaran kita harus memaknai filosofi tersebut dengan baik dan benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar