Kamis, 24 Oktober 2024

Tugas 3.1.j. Koneksi Antar Materi - Modul 3.1

 Pengambil Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Ada kutipan dari Bob Talbert : ”Mengajarkan anak berhitung itu baik namun mengajarkan mereka apa yang berharga/ utama adalah terbaik .” ( Teaching kids to count is fine but teaching them what count is best). 

1. Dari kutipan tersebut apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang anda pelajari hari ini? Berdasarkan kutipan tersebut, tersirat makna bahwa segala sesuatu harus dipelajari  dari hal yang paling mendasar/utama. Dalam materi pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Hal yang paling mendasar dan perlu dipelajari adalah terkait dengan etika. Etika akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan , karena bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal. Selain nilai kebajikan dasar dari pengambilan keputusan adalah berpihak pada murid dan harus bertanggung jawab sehingga saat dasar pengambilan keputusan sudah dikuasai, maka permasalahan apapun akan lebih mudah dan lebih terarah dalam menemukan solusi permasalahan dan pengambilan keputusannya.

2. Bagaimanakah nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Diantaranya yaitu berbasis hasil akhir, peraturan dan rasa peduli. Ketiganya disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang terjadi. apapun prinsip yang dianut tetap bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal, sesuai dengan dasar pengambilan keputusan. Dengan mengacu pada prinsip dan nilai yang sesuai maka kita akan mengambil keputusan yang lebih adil, bijaksana dan berpihak pada murid sehingga akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan tempat kita berada.

3. Bagaimanakah anda sebagai pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid dalam pengambilan keputusan anda?

Dalamproses pembelajaran tidak menutup kemungkinan ada saja masalah yang terjadi di dalam kelas. Sebagai pemimpin pembelajaran, haruslah senantiasa peka terhadap segala persoalan yang terjadi dan mampu mengatasinya dengan baik. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan diantaranya berpihak pada murid, bersumber pada nilai-nilai kebajikan dan harus bertanggung jawab, maka secara tidak langsung kita telah memberikan contoh teladan yang baik pada murid bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat, adil, arif dan tidak subyektif.

4. Menurut anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat anda !

Orang yang berpendidikan akan memiliki etika di banding orang yang tidak berpendidikan. Dengan beretika maka segala perilaku akan sesuai dengan norma, nilai dan hukum yang berlaku sehingga dengan perilaku etis sesuai dengan etika dalam pendidikan maka akan mempermudah dalam proses pembelajaran maupun pengambilan keputusan.

RANGKUMAN KESIMPULAN PEMBELAJARAN (KONEKSI ANTAR MATERI)

1. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri sebagai guru penggerak diantaranya berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif harus menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut akan berpengaruh pada prinsip pengambilan keputusan yang akan kita ambil disesuaikan dengan situasi yang terjadi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.

2. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Patrap Triloka memiliki kaitan penerapan  pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?

Pengambilan keputusan yang dilakukan sesorang pemimpin harus dapat memberikan contoh/ teladan yang baik bagi yang dipimpinnya (Ing ngarsa sung tuladha). Hasil keputusan harus mampu membangkitkan semangat untuk terus melakukan inovasi dalam melakukan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid (Ing Madya Mangun Karsa) dan seorang pemimpin harus terus memberikan motivasi/ bimbingan saat melakukkan proses pengambilan keputusan (Tut Wuri Handayani) agar diperoleh hasil sesuai yang diharapkan.

3. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri sebagai guru penggerak diantaranya berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif harus menjadi dasar dalam  pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut akan berpengaruh pada prinsip  pengambilan keputusan  yang akan diambil dan disesuaikan dengan situasi yang terjadi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.

4. Bagaimana materi  pengambilan keputusan  berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masih adakah pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah di bahas pada modul sebelumnya. 

Kegiatan choaching (bimbingan) yang diberikan pendamping/fasilitator dapat menjadi bekal dalam melakukan proses pengujian keputusan secara bertahap menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Coaching di lakukan dengan memenuhi kompetensi inti diantaranya kehadiran penuh, mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan yang berbobot. Saat melakukan pengujian keputusanpun sebaiknya menggunakan kompetensi inti coaching tersebut, sehingga kita dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya menggunakan 9 langkah pengujian yang efektif jika diimbangi dengan pendekatan coaching dan dilakukan dengan kolaboratif dengan berbagai pihak.

5. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan khususnya masalah dilema etika ?

Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri sendiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku. Memiliki kesadaran sosial mampu memahami sudut pandang dan dapat berkomunikasi lebih efektif dan dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.

6. Bagaiamanakah pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali pada nilai-nilai yang dianut seseorang pendidik?

Study kasus yang berkaitan dengan moral/etika harus didasari dengan nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal diantaranya keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati dan lain-lain. Dilema etika harus dianalisis menggunakan paradigma, prinsip 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dengan didasari oleh nilai-nilai kebajikan tersebut.

7. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman ?

pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula, disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, saat keputusan diambil sudah tepat maka akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Tidak ada pihak yang merasa dirugikan semua akan mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi.

8. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan anda?

Tantangan yang ada di lingkungan saya anatara lain masalah dalam lingkungan sekolah, terkadang ada konflik antara kepentingan sekolah, staf, siswa, atau komunitas yang lebih luas. Misalnya, mengelola buku yang belum digunakan mungkin melibatkan kepentingan pengelolaan anggaran dan penyediaan materi belajar yang relevan.

9. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid-murid kita yang berbeda? 

 Pengambilan keputusan yang kita ambil harus berpihak pada murid. Dalam pembelajaran salah satu strategi agar berpihak pada murid adalah menggunakan pembelajaran diferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid sehingga akan tercipta merdekaa belajar sesuai dengan potensinya yang berbeda-beda.

10. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam menngambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi, termasuk menyangkut masa depan murid. Oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan dengan melakukan pengujian sesuai dengan langkah-langkah yang sistematis disesuaikan dengan paradigma dan prinsip yang tepat.

11. Apa kesimpulan akhir yang dapat anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya ?

Pengambilan keputusan haruslah dijiwai oleh filosofi KHD yang berpegang teguh pada nilai guru penggerak . Salah satunya berpihak pada muridberdasarkan nilai-nilai kebajikan yang universal. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan berbagai hal termasuk masa depan murid.  Pengambilan keputusan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid karena di sesuaikan dengan potensinya masing-masing. Seorang pemimpin haruslah memiliki potensi kompetensi sosial dan emosional agar dapat mengambil keputusan dengan penuh kesadaran diri mampu mengelola emosi dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab saat proses pengujian keputusan diperlukan teknik coaching agar dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dalam mengmabil keputusan. 

12.Sejauhmana pemahaman anda tentang konsep-konsep yang telah anda pelajari di modul ini yaitu etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip  pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut anda di luar dugaan ?

Perbedaan mendasar antara dilema etika dan bujukan moral dapat dilihat dari kedua pilihan khususnya. Jika kedua pilihan sama-sama benar maka termasuk ke dalam dilema etika . Namun jika salah satu benar dan yang lain salah maka masuk dalam bujukan moral. Terdapat 4 paradigma dilema etika antara lain individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek dan jangka panjang. Terdapat 3 prinsip dalam  pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis akhir, berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli. Terdapat 9 langkah dalam  pengambilan keputusan diantaranya mengenali nilai yang bertentangan, menentukan siapa yang terlibat , kumpulan fakta yang relevan, pengujian benar atau salah. Pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, buat keputusan, liat lagi keputusan dan refleksikan . Hal yang di luar dugaan adalah dalam  pengambilan keputusan memiliki keterkaitan dengan modul lain yang telah dipelajari.

13. Sebelum mempelajari modul ini, apakah anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah , apa bedanya dengan yang anda pelajari dalam modul ini?

Pernah, namun sebelumnya saya tidak mengetahui saya tidak mengetahui adanya tanggapan dalam pengujian dan  pengambilan keputusan sehingga keputusan langsung diambil tanpa mempertimbangkan hal-hal yang mungkin terjadi saat mempelajari modul ini ternyata sebelum mengambil keputusann perlu adanya penentuan paradigma. prinsip dan menjalankan 9 langkah pengujian dan  pengambilan keputusan terlebih dahuu dengan dasar nilai-nilai kebajikan berpihak pada murid dan bertanggung jawab.

14. bagaimana dampak mempelajari modul ini buat anda, perubahan apa yang terjadi pada cara anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Mempelajari konsep ini sangat berdampak besar bagi saya, terutama berkaitan dengan cara  pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak menggunakan langkah-langkah apapun. Sekarang setelah mempelajari modul ini perlu adanya pemilihan paradigma yang tepat, prinsip yang sesuai dan melakukan 9 langkah pengujian dan  pengambilan keputusan dengan sistematis.

15. seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi anda sebagai seorang individu dan anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting mempelajari modul ini baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin karena dapat mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan agar dapat berpihak pada murid.


Sabtu, 20 Juli 2024

Koneksi Antar Materi Modul 1.3

 


Koneksi Antar Materi Modul 1.3

Visi kami adalah menjadi pelopor dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Kami berkomitmen untuk mendorong inovasi yang berdampak positif, memberdayakan komunitas, dan menjaga kelestarian lingkungan. Dengan semangat kolaborasi dan integritas, kami ingin menginspirasi dan menggerakkan hati setiap individu untuk bersama-sama mencapai perubahan yang berarti.

Kami percaya bahwa dengan tekad yang kuat dan kerja keras, kita dapat menciptakan dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan yang setara untuk tumbuh dan berkembang. Melalui dedikasi kami terhadap pendidikan, teknologi, dan kesejahteraan, kami berupaya membangun fondasi yang kokoh bagi masyarakat yang adil dan inklusif. Kami ingin setiap langkah yang kami ambil mencerminkan komitmen kami terhadap keunggulan dan keberlanjutan.

Dengan penuh keyakinan, kami mengajak semua pihak untuk bergabung dalam perjalanan ini. Bersama-sama, kita dapat menciptakan dampak positif yang abadi dan meninggalkan warisan yang membanggakan bagi generasi yang akan datang. Visi ini bukan hanya sebuah impian, tetapi panggilan hati untuk beraksi dan berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik.

Rabu, 17 Juli 2024

Eksplorasi Konsep Modul 1.3 - Tugas Kesimpulan Inkuiri Apresiatif

 


Eksplorasi Konsep Modul 1.3 - Tugas Kesimpulan Inkuiri Apresiatif

  • Apa hal yang mencerahkan saya sebagai pendidik di sepanjang proses menyusun visi pribadi saya itu?

Menyusun visi pribadi sebagai seorang pendidik adalah proses yang penuh dengan refleksi dan penemuan diri. Salah satu hal yang mencerahkan dalam proses ini adalah pemahaman mendalam tentang tujuan dan peran sejati seorang pendidik. Ketika kita merenungkan apa yang ingin dicapai dan dampak apa yang ingin ditinggalkan pada para siswa, kita akan menemukan motivasi yang lebih dalam dan lebih kuat untuk terus berkembang dalam profesi ini. Pemahaman bahwa kita sebagai guru penggerak memiliki peran penting dalam membentuk masa depan generasi muda adalah sumber inspirasi yang luar biasa.

Selain itu, proses menyusun visi pribadi sering kali melibatkan peninjauan kembali pengalaman-pengalaman mengajar sebelumnya. Mengingat momen-momen berharga di dalam kelas, baik itu saat melihat siswa yang berhasil memahami konsep sulit atau saat mereka menunjukkan perkembangan signifikan dalam karakter, bisa memberikan kepuasan tersendiri. Pengalaman-pengalaman ini tidak hanya memperkuat komitmen sebagai guru, tetapi juga memberikan wawasan tentang metode dan pendekatan yang paling efektif untuk mendukung pembelajaran yang berorientasi pada murid.

Kolaborasi dengan rekan sejawat dan mentor selama menyusun visi  bisa menjadi sumber pencerahan. Bertukar ide dan mendengar perspektif orang lain dapat membuka mata kita terhadap berbagai pendekatan baru dalam pendidikan. Diskusi ini sering kali membantu mengidentifikasi nilai-nilai inti yang akan ditanamkan dalam praktek mengajar, serta strategi untuk mencapai visi tersebut. Melalui kolaborasi ini, guru tidak hanya memperkaya visi pribadi, tetapi juga membangun jaringan dukungan yang kuat untuk perjalanan profesional sebagai guru penggerak ke depan.

  • Bagaimana saya membayangkan penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik?

Inkuiri apresiatif adalah pendekatan yang berfokus pada kekuatan dan potensi positif, yang dapat diterapkan secara efektif dalam konteks pendidikan sehari-hari. Sebagai seorang pendidik, kita dapat memulai dengan mengidentifikasi apa yang sudah berjalan dengan baik dalam kelas Anda. Misalnya, guru dapat mengamati momen-momen ketika murid menunjukkan antusiasme, kerjasama, atau pencapaian tertentu. Dengan mengenali dan menghargai momen-momen ini, guru membantu membangun rasa percaya diri dan motivasi pada siswa.

Selanjutnya, Anda dapat menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif dalam interaksi harian dengan siswa. Ketika memberi umpan balik, coba fokus pada aspek-aspek positif dari kinerja siswa sebelum memberikan saran untuk perbaikan. Misalnya, daripada hanya menunjukkan kesalahan dalam tugas, mulailah dengan memuji usaha yang telah mereka lakukan dan bagian-bagian yang sudah baik. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri murid, tetapi juga mendorong mereka untuk melihat pembelajaran sebagai proses yang positif dan menyenangkan.

Guru dapat melibatkan siswa dalam proses inkuiri apresiatif dengan mengajak mereka untuk merefleksikan pengalaman belajar mereka sendiri. Ajak murid untuk menceritakan momen-momen terbaik mereka di kelas, apa yang membuat mereka merasa berhasil, dan bagaimana mereka dapat mengulangi kesuksesan tersebut di masa depan. Dengan cara ini, siswa belajar untuk menghargai pencapaian mereka sendiri dan mengembangkan sikap positif terhadap tantangan belajar. Penerapan inkuiri apresiatif secara konsisten dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inspiratif dan memberdayakan bagi semua murid.

KANVAS BAGJA MOdul 1.3

 

KANVAS BAGJA - VISI GURU PENGGERAK

BAGJA adalah akronim yang sering digunakan dalam konteks pendidikan di Indonesia, khususnya dalam program Guru Penggerak. BAGJA merupakan singkatan dari Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali Potensi, Jalin Kolaborasi, dan Atur eksekusi. Konsep ini dirancang untuk membantu guru-guru dalam meningkatkan profesionalisme mereka dan berkontribusi secara lebih efektif dalam proses pembelajaran.

1.  Buat pertanyaan utama berarti guru harus mampu melakukan refleksi terhadap diri sendiri. Ini melibatkan penilaian jujur terhadap kinerja, metode pengajaran, dan interaksi dengan siswa. Dengan bercermin, guru dapat mengenali kekuatan dan kelemahan mereka, yang kemudian menjadi dasar untuk perbaikan dan pengembangan diri.

2.  Ambil Pelajaran menekankan pentingnya belajar dari pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun orang lain. Guru diharapkan untuk terus belajar dan mengambil pelajaran dari berbagai situasi dan sumber informasi. Ini bisa melalui pelatihan, membaca literatur pendidikan, atau kolaborasi dengan rekan sejawat.

3. Gali Potensi adalah upaya untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh guru dan murid. Ini melibatkan pencarian cara-cara baru untuk memperkaya proses pembelajaran dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan. Guru yang mampu menggali potensi akan lebih mampu memfasilitasi pembelajaran yang inovatif dan efektif.

4.  Jalin Kolaborasi menekankan pentingnya kerja sama antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang holistik dan inklusif. Dengan bekerja sama, berbagai pihak dapat saling mendukung dan melengkapi, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai lebih optimal.

5.  Ambil eksekusi adalah implementasi dari semua langkah sebelumnya ke dalam tindakan konkret. Guru diharapkan untuk tidak hanya berhenti pada tahap perencanaan dan refleksi, tetapi juga melakukan tindakan nyata yang dapat membawa perubahan positif dalam lingkungan pendidikan. Ambil eksekusi ini memastikan bahwa semua ide dan rencana yang telah disusun dapat diwujudkan dan memberikan dampak yang signifikan.

Dengan menerapkan konsep BAGJA, diharapkan guru-guru penggerak dapat menjadi agen perubahan yang efektif, membawa pembaruan yang berkelanjutan dalam sistem pendidikan, dan memberikan kontribusi yang bermakna bagi perkembangan siswa dan masyarakat.

Mulai dari Diri - Modul 1.3

 


1. Tugas pertama yaitu membuat gambar  yang bertemakan “Imajiku tentang murid di masa depan”Buatlah satu gambar mengenai murid yang Bapak/Ibu dambakan 5-10 tahun mendatang. Sertakan juga dalam gambar itu, lingkungan pembelajaran yang sesuai untuk murid sebagaimana Bapak/Ibu cita-citakan. Gambarkan situasi murid, peran guru, juga suasana sekolah sesuai dengan cita-cita Bapak/Ibu. Konsentrasikan diri pada substansi pesan pribadi Bapak/Ibu bukan pada keindahan gambarnya.

2. Silahkan lengkapi kalimat rumpang ini dengan sungguh-sungguh sepenuh hati dan pikiran, sehingga tersusun sebuah paragraf utuh yang dapat menggambarkan visi tentang murid dan sekolah yang Bapak/Ibu idam-idamkan. Sebuah sekolah yang berpihak pada murid, dan menuntun murid mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila.


Saya memimpikan murid-murid yang penuh rasa percaya diri, mandiri, kreatif dan berakhlak mulia
Saya percaya bahwa murid adalah anak yang berkarakter mulia dengan keunikannya
Di sekolah, saya mengutamakan apa yang dirasakan oleh murid dalam hidupnya
Murid di sekolah saya sadar betul bahwa sekolah penting sebagai tempat untuk belajar
Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk membentuk kepribadian murid yang berakhlak mulia
Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa murid mempunyai latar belakang yang perlu perhatian dan penanganan khusus.


3. Tugas yang ketiga yaitu menyelesaikan pertanyaan berikut ini:

Susunlah rumusan VISI Bapak/Ibu dalam kalimat-kalimat yang menggunakan kata bermakna kuat, spesifik, berorientasi masa depan, menekankan potensi yang ada sehingga khas menggambarkan murid dan sekolah dalam konteks yang sesuai dengan kenyataan Bapak/Ibu masing-masing. 

Sebagai guru dan Guru Penggerak, Bapak/Ibu kelak akan terlibat dalam proses menyusun atau menelaah kembali visi sekolah. Diharapkan, proses belajar dalam modul ini dapat menguatkan Bapak/Ibu sehingga membantu sekolah melihat pentingnya melibatkan murid dan komunitas sekolah dalam merumuskan visi sekolah.


VISI :

SAMBEL TERI TERASI ( BerSama-sama Belajar Tingkatkan Edukasi Diri Berkompetensi Raih Prestasi )

MISI :

1. Berkolaborasi dalam belajar

2. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila

3. Mengembangkan potensi raih prestasi

TUJUAN :

1. Berkolaborasi dalam belajar

    a. Menjalin kerjasama dengan dinas terkait untuk peningkatan pembelajaran

    b. Berkolaborasi dengan rekan sejawat dalam pembelajaran praktik baik

    c. Menjalin kerjasama dengan komunitas yang menunjang pembelajaran

2. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila

    a. Melakukan pembiasaan yang membangun karakter di sekolah

    b. Membiasakan budaya positif di sekolah

    c. Mendisiplinkan pembelajaran yang berkarakter Pancasila

3. Mengembangkan potensi raih prestasi

    a. Pengembangan bakat dan potensi 

    b. Mewujudkan potensi dengan prestasi di segala bidang

    c. Menyalurkan bakat dan minat 




Selasa, 16 Juli 2024

JURNAL DWI MINGGUAN MODUL 1.2

 

JURNAL DWI MINGGUAN MODUL 1.2.

Jurnal ini dilakukan sebagai rekaman kegiatan yang telah dilakukan dalam kegiatan pendidikan CGP pada modul 1.2. 


Ø  Jumat, 5 Juli 2024 (13.15 – 15.20 WIB)

 

Hari jumat siang sudah dimulai ruang kolaborasi yang masih dipandu oleh fasilitator yaitu bapak Ridho dan pendamping pengajar praktek yaitu bapak Najib. Saya masuk ke rukol agak telat karena saya tidak mengecek kegiatan hari ini sehingga ada kesalahan bagi saya namun walaupun terlambat masuk, pak Ridho dan pak Najib masih mau bertoleransi dan memakluminya. Saya langsung masuk ke BOR 1 dimana sudah dibentuk kelompok sesuai arahan. Dalam RuKol  membahas tentang membuat karya poster/power point/video tentang rancangan SATU kegiatan sebagai upaya mengkolaborasikan kekuatan nilai yang telah dimiliki tiap rekan dalam kelompok. Kegiatan ini didiskusikan dari tiap kelompok. Setiap kelompok sudah diatur pembagian kelompoknya. Adapun kelompok sesuai jenjang Modul 1.2 terdiri dari:

1.    Kelompok TK (Bu Lina, Bu Rofiqoh, Bu Aeny, Bu Kiki)

2.    Kelompok SD (Pak Suhael Fahmi, Pak Imam, Bu Santi, Pak Fery)

3.    Kelompok Putih Biru&Abu (Pak Dony, Bu Aim, Pak Zuhriyal Fahmi)

Saya masuk dalam kelompok SD seperti yang tertera di atas. Dalam diskusi kemudian akan dibuat suatu presentasi yang menyangkut tentang upaya mengkolaborasikan kekuatan nilai dari sekolah yang dikolaborasikan dalam satu kegiatan kokurikuler, intrakurikuler dan ekstrakurikuler, peran apa yang dilakukan kita sebagai guru penggerak. Akhir sesi rukol tersebut dengan foto bersama dengan gaya yang berbeda dari pertemuan kemarin.

 

Ø  Minggu, 7 Juli 2024, Pukul 11.00 – 16.30 WIB

Hari minggu tgl 7 Juli 2024 pukul 14.35 merupakan hari bersejarah yang tak terlupakan selama hidup. Saat itu saya sedang mengerjakan tugas untuk persiapan paparan hari senin besok. Namun tanpa saya sadari keadaan tempat tidur di kamar saya bergerak kencang dan keadaan rumah ada bagian list eternit yang runtuh dan ternyata gempa telah terjadi di Batang. Namun itu hanya beberapa saat saja dengan gempa susulan ada 4 kali hingga akhirnya saya harus menenangkan diri untuk mengerjakan tugas tersebut.

 

 

 

Ø  Senin, 8 Juli 2024, Pukul 13.10 – 16.07 WIB

Pada hari senin siang saatnya pertemuan di room dengan dipimpin oleh pak Ridho seperti biasa menyapa peserta dan diawali dengan berdoa bersama. Pak Ridho menyapa kami satu persatu dengan menanyakan bagaimana peserta CGP menjaga kesehatannya untuk dapat menjalani hari-harinya dan banyak jawaban dari para peserta yang variatif. Setiap peserta dapat mengelola kesehatannya dengan caranya masing-masing untuk tetap menjaga staminanya. Sesi berikutnya dilanjutkan dengan presentasi yang dipaparkan dalam rukol. Walaupun materi yang disampaikan berbeda dengan jenjang yang saya ampu namun saya berusaha dengan berbagai sumber dari guru-guru SD untuk dapat menampilkan dan memberi informasi materi yang dibahas saat itu. Presentasi pertama tampilan dari jenjang PAUD, TK dilanjutkan jenjang SD dan terakhir SMP dan SMA/SMK. Saat presentasi dirasa sangat singkat namun ternyata tanpa disadari memerlukan waktu yang lama sehingga banyak pertanyaan yang harus dijawab satu persatu. Namun dalam diskusi yang sudah berlangsung tidak mengharapkan salah satu kelompok untuk unggul namun saling berbagi pengetahuan dan pengalaman (brainstroming) yang telah dilaksanakan. Diakhir sesi ini pak Ridho meminta setiap peserta untuk membuat surat cinta bagi guru yang menginspirasi. Setelah dibuat lalu difoto dikirim  ke grup dan ditunjukkan di room untuk foto bersama.

 

Ø  Tgl 9 – 18 Juli 2024

Dari tanggal tersebut , berusaha mengerjakan tugas yang sudah ada di LMS untuk segera dikerjakan dengan due date yang telah ditetapkan. Agar memenuhinya maka perlu dikerjakan sesuai dengan arahan dari Pengajar Praktik dan Fasilitator.

Tahapan pengerjaan tugas sesuai dengan alur MERDEKA yang mempunyai akronim dari:

M : Mulai dari diri sendiri

E : Eksplorasi Konsep

R : Ruang Kolaborasi

D : Demonstrasi Kontekstual

E : Elaborasi Pemahaman

K : Koneksi Antar Materi

A : Aksi Nyata

 

Ø  Sabtu, 12 Juli 2024, Pukul 09.00 – 12.00 WIB

Ada kegiatan pendampingan Individu 1 (PI 1) di sekolah bersama Pengajar Praktik yaitu pak Ainun Najib. Pak Najib mengajar di SMAN 1 Pekalongan yang datang ke SMPN 12 Pekalongan untuk pendampingan individu yang pertama. Pada awalnya, pendampingan ini bertemu dengan ibu Kepala Sekolah agar mengetahui adanya kegiatan pendampingan individu yang merupakan bagian dari kegiatan program Calon Guru Penggerak. Tema dari pendampingan individu ke- 1 ini adalah refleksi awal kompetensi guru penggerak.Bahan materi pendampingan yang disampaikan yaitu :

1.    Diskusi tentang tantangan belajar daring dari kegiatan CGP

2.    Refleksi penerapan perubahan kelas sesuai dengan pemikiran KHD

3.    Diskusi tentang pembuatan kerangka portofolio

4.    Diskusi peta posisi diri dan rencana pengembangan diri dalam kompetensi guru penggerak.

Langkah-langkah pendampungan individu yaitu :

1.    Pengajar praktik menyapa dan menanyakan kabar CGP

2.    Menjelaskan tentang fokus pendampingan PP memastikan CGP Memahami aktifitas pendampingan yang dilakukan.

3.    PP memastikan dokumen yang dibutuhkan saat pendampingan individu sudah disiapkan.

4.    PP menanyakan kembali harapan dan hambatan dalam mengikuti kegiatan pendidikan CGP

5.    PP mengapresiasi CGP karena telah melakukan program pendidikan CGP secara daring di bulan pertama

6.    PP menanyakan dukungan lingkungan sekolah dalam mengikuti program pendidikan CGP

 

Bagian Inti Pendampingan (150 menit)

a.    Tindak lanjut hasil lokakarya Orientasi (30 menit)

Diskusi yang dibahas yaitu mengenai harapan, kekhawatiran dan dukungan yang diberikan khususnya dari warga sekolah.

Setelah melakukan pembelajaran daring selama hampir 1 bulan bersama fasilitator, maka pertanyaan yang diajukan yaitu:

1)    Bagaimana harapan dan kekhawatiran dari CGP?

2)    Apa saja harapan-harapan yang sudah terwujud setelah pembelajaran dalam hampir 1 bulan ini?

3)    Adakah harapan-harapan yang sudah terwujud untuk pembelajaran dalan 1 bulan ke depan ?

4)    Bagaimana dukungan dari Kepala Sekolah dan rekan guru selama mengikuti kegiatan CGP ?

 

b.    Tindak lanjut dari hasil pembelajaran (30 menit)

Diskusi mengenai implementasi perubahan di ruang kelas sesuai pemikiran KHD dengan pertanyaan berikut :

1)    Berdasarkan pembelajaran dari filosofi KHD yang sudah CGP pelajari, Perubahan apa yang dilakukan CGP agar selaras dengan pemikiran KHD?

2)    Apa saja pembelajaran yang CGP dapatkan dari modul filosofi pendidikan nasional dari KHD yang mendorong CGP melakukan perubahan ?

3)    Bagaimana respon peserta didik dari perubahan tersebut dan apa saja yang perlu diperbaiki ke depannya?

4)    Perubahan konkrit yang telah dilakukan , apakah sudah dituangkan dalam jurnal refleksi dwi mingguan?

5)    Tuliskanlah proses pembelajaran dalam jurnal refleksi yang terdapat di LMS

 

c.     Pembuatan kerangka portofolio (60 menit)

PP memberikan pembimbingan pada CGP dalam membuat kerangka portofolio dengan menggali informasi dari CGP sehingga pembimbingan sesuai dengan kebutuhan CGP.. Dalam pembuatan portofolio mengikuti panduan yang dituangkan dalam google site.

 

d.    Peta posisi diri dan rencana pengembangan diri dalam kompetensi guru penggerak (30 menit)

Proses kegiatan ini, PP mengajak CGP berdiskusi tentang peta posisi diri. Hasil dari peta posisi diri menjadi dasar CGP dalam merencanakan pengembangan diri.

 

e.    Bagian akhir pendampingan (10 menit)

Melakukan refleksi terhadap proses pendampingan saat ini:

1)    Apa yang sudah baik dan apa yang perlu diperbaiki dari pendampingan ini dan untuk perbaikan pendampingan berikutnya.

2)    Apa pembelajaran yang dapat diambil dari pendampingan hari ini?

3)    Mengapresiasi dengan ucapan terima kasih telah berbagi praktik baik ?

 

f.      Pelaporan

Mengisi jurnal pendampingan dengan mengisi daftar hadir dan rencana pendampingan selanjutnya.


Senin, 15 Juli 2024

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.2

 GAMBARAN DIRI GURU PENGGERAK DI MASA DEPAN


Dalam pendidikan guru penggerak memberikan konstruksi yang harus dibentuk setelah usai dari pendidikan calon guru penggerak untuk menjadi seorang guru penggerak. Nilai filosofi yang harus ditanamkan dari KHD haruslah benar-benar diwujudnyatakan dalam diri guru penggerak. Hal ini memberikan gambaran diri saya sebagai guru penggerak setelah menyelesaikan pendidikan dari calon guru penggerak. Nilai karakter yang harus selalu tercermin dari saya sosok guru penggerak di masa depan setelah menyelesaikan masa pendidikannyapun haruslah melekat untuk selalu diimplementasikan dalam pembelajaran. Sebagai guru penggerak selama 3 tahun ke depan nilai karakter yang melekat pada guru penggerak haruslah diterintegrasi dalam pembelajaran sehari-hari. Adapun nilai-nilai yang ada di dalam guru penggerak yang harus saya jalankan, yaitu:

1. Berpihak pada murid

Guru haruslah tulus dan penuh tanggung jawab dalam membentuk karakter murid untuk berbudi mulia. Guru janganlah merasa sebagai profesi pengajar saja namun benar-benar profesional dalam melaksanakan tugasnya dan dedikasinya untuk murid. Selain itu saya juga berusaha sebagai pendamping dan pembimbing yang berusaha melihat potensi murid-murid saya yang unik. Saya juga melakukan berbagai aktifitas yang menunjukkan dukungan dan perhatian terhadap murid. Sebagai wujud nyata seorang guru penggerak maka yang harus saya lakukan yaitu:

  • Saya adalah guru yang mendengarkan dengan empati, ketika murid ingin mengungkapkan pendapatnya maka saya memberikan peluang baginya untuk dapat meluapkan keiingintahuannya, kekecewaannya, kesedihannya ataupun masalah yang dihadapinya.
  • Saya adalah guru memberikan support yang positif, memberi dorongan pada murid dalam hal aktivitas yang positif dapat memberikan energi yang baik dalam diri murid sehingga menumbuhkan rasa percaya diri pada murid.
  • Saya adalah guru yang dapat melakukan perubahan pembelajaran, dengan adanya perubahan zaman maka strategi dan metode pembelajaran yang ada juga mengalami perubahan. Untuk itu saya perlu adanya upaya dapat mengikuti perubahan zaman.

2. Mandiri

Sebagai pribadi yang mandiri maka saya mampu mengatasi masalah ataupun tantangan dengan keberanian dan kepercayaan diri. Gambaran yang dapat saya berikan dalam bentuk mandiri yaitu: 

  • Tegas dalam mengambil keputusan, dalam hal ini perlu adanya kemampuan untuk dapat mengambil keputusan dengan tegas dalam situasi apapun dengan mempertimbangkan informasi yang relevan, dan bertindak sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman.
  • Kreatif dalam menyelesaikan permasalahan, mampu menyelesaikan masalah secara unik dari permasalahan yang tak terduga ataupun kompleks.
  • Dapat mengatasi tantangan dan hambatan secara mandiri, mampu menyelesaikan hambatan dan tantangan secara solutif 

3. Reflektif

Sebagai guru penggerak mampu memiliki kesadaran yang tinggi akan praktik baik dalam pembelajaran yang selalu dinamis sehingga memberikan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Sebagai bahan dari rangkaian kegiatan pembelajaran perlu adanya kegiatan reflektif yang dapat saya gunakan sebagai pedoman untuk peningkatan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan sebagai kegiatan reflektif dari pembelajaran yang saya lakukan yaitu :

  • Mengevaluasi pengalaman pengajaran, kegiatan ini untuk menilai apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil serta apa saja ynag perlu diperbaiki dalam pembelajaran. Dengan adanya evaluasi ini maka sebagai guru saya harus terus belajar, belajar dan belajar.
  • Rutin menulis jurnal pengajaran, memberi kebiasaan membuat jurnal merupakan sebagai rekam jejak untuk mencatat setiap kegiatan untuk dapat acuan observasi dan refleksi pribadi dalam kegiatan pembelajaran. 
  • Mencari umpan balik, umpan balik saya lakukan untuk mengetahui sejauhmana murid merasakan pembelajaran yang sudah berlangsung. Dengan adanya umpan baik maka saya mengetahui adanya hal-hal yang perlu diperbaiki sehingga sebagai guru saya perlu adanya perubahan positif dalam pembelajaran.

4. Kolaboratif

Saya dapat menjalin kolaborasi yang tangguh dengan teman sejawat, instansi dan komunitas lainnya yang dapat meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran. Dengan adanya kolaborasi ini akan menjadi suatu kekuatan dalam mengembangkan pembelajaran. Hal-hal yang dapat menjadi acuan dalam kegiatan kolaborasi yaitu:

  • Membangun kemitraan dengan rekan kerja, saya berkecimpung aktif dalam membangun kemitraan dengan teman sejawat, instansi terkait ataupun komunitas yang dapat mengembangkan pembelajaran saya. Untuk itu, saya juga terbuka dalam berbagi pengetahuan, pengalaman dan sumber daya yang ada di sekolah.
  • Mensupport team work pada murid, sebagai guru saya akan mendorong murid dalam hal bekerjasama , berbagi ide dan mendukung satu sama lain sehingga menciptakan kelas yang kolaboratif. Dalam hal ini murid dapat belajar membangun rasa percaya diri dalam berkolaborasi.
  • Menjalin komunikasi yang intens antara murid dan orang tua, kegiatan ini baik untuk mengetahui perhatian orang tua, murid dan sekolah agar bersama-sama membangun komunikasi yang baik. Kegiatan ini menjadi kekuatan dalam mendukung kesuksesan dalam berkolaborasi.
  • Berbagi pengetahuan dan sumber daya, Saya harus dapat berbagi pengetahuan yang saya miliki dengan rekan guru lainnya baik dalam satu sekolah maupun lintas instansi atau komunitas sehingga dapat menyalurkan perubahan dalam pembelajaran.

5. Inovatif

Sebagai guru yang inovatif hendaknya saya dapat menciptakan pendekatan pembelajaran yang baru dan mencari cara-cara inovasi yang dapat menginspirasi bagi teman guru lainnya. Pendekatan tersebut dapat dalam bentuk :

  • Menerapkan metode pembelajaran yang kreatif, saya akan selalu mencari cara atau teknik penyampaian pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Metode yang saya gunakan dapat berupa permaina, proyek kolaboratif, tehnologi interaktif atau simulasi yang melibatkan murid berperan aktif.
  • Menciptakan kreativitas dan solutif dalam masalah, saya menerapkan inovasi ini agar murid dapat berpikir kreatif dan menemukan masalah secara solutif . Langkah yang dapat dicapai murid yaitu dengan bereksperimen, mengajukan pertanyaan ataupun berbagi pengalaman. 
  • Mengikuti perkembangan tehnologi, saya mampu mengikuti perkembangan teknologi yang ada masa kini dengan menggunakan inovasi alat peraga sebagai media pembelajaran yang interaktif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Selain nilai dalam diri guru penggerak ada juga peran guru penggerak yang harus dijalankan, yaitu seperti :

1. Pemimpin pembelajaran

Sebagai pemimpin pembelajaran, saya mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan inovatif. Saya dapat memanfaatkan berbagai metode pengajaran yang kreatif dan adaptif untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap murid, dengan tujuan utama untuk meningkatkan hasil belajar dan perkembangan pribadi murid.

2. Coach bagi guru lain

Saya akan memberikan bimbingan, dukungan, dan masukan yang konstruktif untuk membantu guru lain meningkatkan kualitas pengajarannya. Melalui coaching, saya akan mendorong praktik refleksi dan pengembangan profesional berkelanjutan. Menjadi guru penggerak dapat menjadi sumber inspirasi dan teladan, membantu rekan-rekan guru menemukan potensi terbaik mereka dan menerapkannya dalam proses pembelajaran.

3. Pendorong kolaborasi

Saya dapat berperan sebagai pendorong kolaborasi, baik di dalam lingkungan sekolah maupun dalam komunitas yang lebih luas. Dengan memfasilitasi kerja sama antar guru, murid, dan orang tua untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang harmonis dan produktif. 

4. Mewujudkan kepemimpinan murid

Sebagai guru penggerak, saya berkomitmen untuk mewujudkan kepemimpinan murid dengan memberikan ruang bagi murid untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar-mengajar. Saya akan berusaha mendorong murid untuk mengambil inisiatif, mengasah keterampilan kepemimpinan, dan berkontribusi secara positif dalam komunitas belajar mereka.

5. Penggerak komunitas praktisi

Sebagai guru penggerak komunitas praktisi, maka saya akan membangun jaringan profesional yang kuat dengan sesama pendidik. Dengan cara saya harus aktif dalam komunitas belajar, berbagi praktik baik, dan berkolaborasi untuk mencari solusi atas tantangan pendidikan. Dengan menjadi penggerak komunitas praktisi, maka sebagai guru penggerak memastikan bahwa inovasi dan praktik terbaik dalam pendidikan dapat tersebar luas dan diimplementasikan secara efektif, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak murid dan guru.


Buah tomat disayat-sayat

Bijinya banyak dimakan ngengat

mari belajar sepanjang hayat

Guru penggerak selalu semangat